Sebait Rasa

Dear teman-teman yang tidak berkesempatan menggerogoti bangku kuliah, dont be sad. Setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Jangan sedih! Jangan merasa diri paling sengsara! dan jangan sampai iri ya! Bersyukurlah dengan apa yang kalian miliki, bisa jadi yang kalian miliki saat ini adalah yang orang lain impikan. *ah basi bgt ni kata-kata Walaupun basi, nampaknya cukup ampuh untuk mencegah sifat kufur yang hampir menguasai hati dan pikiran kalian. Iya kan?! Ada banyak alasan mengapa seseorang tidak berkesempatan mempunyai status sebagai mahasiswa, dan apapun alasannya minumnya teh botol sosro *eh salahhh. apapun alasan yang kalian miliki, kalian tetap orang hebat untuk suatu hal yang kalian perjuangkan dan rela merelakan apa yang sebenarnya kalian impikan. Mungkin, buat kalian yang ga berstatus mahasiswa padahal baru lulus SMA banyak yang bertanya dengan nada dan isi kata yang kurang mengenakan. -Kenapa ga kuliah? -Ih kok udah kerja aja? -Kerja dimana? Ga kuliah? -

Sore itu, Elisa gadis mungil yang belum cukup dewasa mengayuhkan sepedanya dengan penuh semangat. Suara berisik keranjang sepeda karena jalan yang tak mulus menemani senja yang kala itu begitu sunyi. Biasanya burung-burung gemar bercuit ria, tapi kali ini nampaknya mereka terburu-buru untuk pulang ke sarang agar segera bertemu anak-anaknya yang lapar sejak pagi tadi. Tiba-tiba terdengar suara cacing kelaparan, ya! perut Elisa yang keroncongan rupanya, pikirannya daritadi terb ayang bubur kacang hijau yang dijanjikan ibu. Ibu Meli memang jago masak, dan masakannya tak pernah tak enak. Jadi, wajar saja jika pertumbuhuan Elisa melesat lebih cepat dari teman-temannya. . Elisa tiba di rumah dan memarkirkan sepedanya di samping pohon mangga, lalu memberi salam sambil berlari kecil assalamu'alaikuuuuummmm... ibuuuuu, Elisa pulang.. tapi tak ada suara yang menjawab salamnya, pintu rumahnya dikunci, Elisa segera naik kursi untuk mengambil kunci yang disimpan di lubang angin atas pintu.